Minggu, 15 Januari 2017

Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota

Pengertian Masyarakat
Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas, masyarakat adalah keseluruhan hubungan–hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa, dan sebagainya. Dalam arti sempit, masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek–aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.

Definisi masyarakat, dalam bahasa inggris disebut  Society, asal katanya Socius yang berarti “kawan”. Kata “Masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu Syiek, artinya “bergaul”. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk – bentuk akhiran  hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai pribadi melainkan oleh unsur – unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.

masyarakat menurut jenisnya atau tipenya yang secara umum dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
a. Masyarakat tradisional (sederhana) dan masyarakat modern.
b. Masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan.

A. Masyarakat Desa (Rural Society)
Secara awam masyarakat desa sering diartikan sebagai masyarakat tradisional dari masyarakat primitif (sederhana). Namun pandangan tersebut sebetulnya kurang tepat, karena masyarakat desa adalah masyarakat yang tinggal di suatu kawasan, wilayah, teritorial tertentu yang disebut desa. Sedangkan masyarakat tradisional adalah masyarakat. yang menguasaan ipteknya rendah sehingga hidupnya masih sederhana dan belum kompleks. Memang tidak dapat dipungkiri masyarakat desa dinegara sedang berkembang seperti Indonesia, ukurannya terdapat pada masyarakat desa yaitu bersifat tradisional dan hidupnya masih sederhana, karena desa-desa di Indonesia pada umumnya jauh dari pengaruh budaya asing/luar yang dapat mempengaruhi perubahan-perubahan pola hidupnya.

Adapun ciri-ciri masyarakat desa antara lain :
-Anggota komunitas kecil
-Hubungan antar individu bersifat kekeluargaan
-Sistem kepemimpinan informal
-Ketergantungan terhadap alam tinggi
-Religius magis artinya sangat baik menjaga lingkungan dan menjaga jarak dengan penciptanya, cara yang ditempuh antara lain melaksanakan ritus pada masa-masa yang dianggap penting misalnya saat kelahiran, khitanan, kematian dan syukuran pada masa panen, bersih desa.
-Rasa solidaritas dan gotong royong tinggi
-Kontrol sosial antara warga kuat
-Hubungan antara pemimpin dengan warganya bersifat informal
-Pembagian kerja tidak tegas, karena belum terjadi spesialisasi pekerjaan
-Patuh terhadap nilai-nilai dan norma yang berlaku di desanya (tradisi)
-Tingkat mobilitas sosialnya rendah
-Penghidupan utama adalah petani.


B. Masyarakat Perkotaan

Warga belajar--sekalian, Membahas masyarakat perkotaan sebetulnya tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat desa karena antara desa dengan kota ada hubungan konsentrasi penduduk dengan gejala-gejala sosial yang dinamakan urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa kekota. Masyarakat perkotaan merupakan masyarakat urban dari berbagai asal/desa yang bersifat heterogen dan majemuk karen terdiri dari berbagai jenis pekerjaan/keahlian dan datang dari berbagai ras, etnis, dan agama.

Mereka datang ke kota dengan berbagai kepentingan dan melihat kota sebagai tempat yang memiliki stimulus (rangsangan) untuk mewujudkan keinginan. Maka tidaklah aneh apabila kehidupan di kota diwarnai oleh sikap yang individualistis karena mereka memiliki kepentingan yang beragam. Lahan pemukiman di kota relatif sempit dibandingkan di desa karena jumlah penduduknya yang relatif besar maka mata pencaharian yang cocok adalah disektor formal seperti pegawai negeri, pegawai swasta dan di sektor non-formal seperti pedagang, bidang jasa dan sebagainya. Sektor pertanian kurang tepat dikerjakan di kota karena luas lahan menjadi masalah apabila ada yang bertani maka dilakukan secara hidroponik. Kondisi kota membentuk pola perilaku yang berbeda dengan di desa, yaitu serba praktis dan realistis.

Ciri-ciri masyarakat kota (urban) antara lain :
-Kehidupan keagaam berkurang, karena cara berpikir yang rasional dan cenderung sekuler
-Sikap mandiri yang kuat  dan tidak terlalu tergantung pada orang lain sehingg cenderung individualistis
-Pembagian kerja sangat jelas dan tegas berdasarkan tingkat kemampuan/ keahlian
-Hubungan antar individu bersifat formal dan interaksi antar warga berdasarkan kepentingan.
-Sangat menghargai waktu sehingga perlu adanya perencanaan yang matang.
-Masyarakat cerderung terbuka terhadap perubahan didaerah tertentu (slum)
-Tingkat pertumbuhan penduduknya sangat tinggi
-Kontrol sosial antar warga relatif rendah
-Kehidupan bersifat non agraris dan menuju kepada spesialisasi keterampilan
-Mobilitas sosialnya sangat tinggi karena penduduknya bersifat dinamis, memamanfaatkan waktu dan kesempatan, kreatif, dan inovatif.

Sumber:
-https://visiuniversal.blogspot.co.id/2014/12/pengertian-dan-perbedaan-masyarakat.html
-http://iastias.blogspot.co.id/2015/01/masyarakat-desa-dan-masyarakat-kota.html

-https://ruardy.wordpress.com/masyarakat-pedesaan-masyarakat-perkotaan/

Identifikasi Urbanisasi

Pengertian Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.

Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. Perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni migrasi penduduk dan mobilitas penduduk. Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota, sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara saja atau tidak menetap.

Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.

Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.

Penyebab Urbanisasi
Penyebab urbanisasi atau perpindahan penduduk perdesaan ke perkotaan terjadi karena adanya daya tarik (pull factors) dari perkotaan dan daya dorong (push factors) dari perdesaan.

Faktor Pendorong dari Desa:
Faktor pendorong dan desa yang menyebabkan terjadinya urbanisasi sebagai beriikut.

-Terbatasnya kesempatan kerja atau lapangan kerja di desa.
-Tanah pertanian di desa banyak yang sudah tidak subur atau mengalami kekeringan.
-Kehidupan pedesaan lebih monoton (tetap/tidak berubah) daripada perkotaan.
-Fasilitas kehidupan kurang tersedia dan tidak memadai.
-Upah kerja di desa rendah.
-Timbulnya bencana desa, seperti banjir, gempa bumi, kemarau panjang, dan wabah penyakit.

Faktor Penarik dari Kota:
Faktor penarik dan kota yang menyebabkan terjadinya urbanisasi sebagai berikut.

-Kesempatan kerja lebih banyak dibandingkan dengan di desa.
-Upah kerja tinggi.
-Tersedia beragam fasilitas kehidupan, seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, transportasi, rekreasi, dan pusat-pusat perbelanjaan.
-Kota sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Terjadinya urbanisasi membawa dampak positil dan negatif, baik bagi desa yang ditinggalkan, maupun bagi kota yang dihuni. Dampak positif urbanisasi bagi desa (daerah asal) sebagai berikut.

-Meningkatnya kesejahteraan penduduk melalui kiriman uang dan hasil pekerjaan di kota.
-Mendorong pembangunan desa karena penduduk telah mengetahui kemajuan dikota.
-Bagi desa yang padat penduduknya, urbanisasi dapat mengurangi jumlah penduduk.
-Mengurangi jumlah pengangguran di pedesaan.

Adapun dampak negatif urbanisasi bagi desa sebagai berikut:
-Desa kekurangan tenaga kerja untuk mengolah pertanian.
-Perilaku yang tidak sesuai dengan norma setempat sering ditularkan dan kehidupan kota.
-Desa banyak kehilangan penduduk yang berkualitas.
-Dampak Urbanisasi bagi Kota terdiri dari dampak positif dan dampak negatif. Dampak
positif urbanisasi bagi kota sebagai berikut.
-Kota dapat memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja.
-Semakin banyaknya sumber daya manusia yang berkualitas.

Dampak negatif urbanisasi bagi kota sebagai berikut.
-Timbulnya pengangguran.
-Munculnya tunawisma dan gubuk-gubuk liar di tengah-tengah kota.
-Meningkatnya kemacetan lalu lintas.
-Meningkatnya kejahatan, pelacuran, perjudian, dan bentuk masalah sosial lainnya.
-Sekian uraian tentang Pengertian, Penyebab, Dampak Urbanisasi, semoga bermanfaat.

Sumber :
-http://www.pengertianahli.com/2014/03/pengertian-penyebab-dampak-urbanisasi.html

-https://id.wikipedia.org/wiki/Urbanisasi

Jumat, 13 Januari 2017

PEMETAAN SOSIAL KOTA BEKASI

Pengertian pemetaan sosial
Pemetaan sosial (social mapping) merupakan upaya mengidentifikasi dan memahami struktur sosial (sistem kelembagaan dan individu) tata hubungan antar lembaga dan atau individu pada lingkungan sosial tertentu. Pemetaan sosial dapat juga diartikan sebagai social profiling atau “ pembuatan profil suatu masyarakat “ Identifikasi kelembagaan dan individu ini dilakukan secara akademik melalui suatu penelitian lapangan, yakni mengumpulkan data secara langsung, menginterpretasikannya dan menetapkan tata hubungan antara satu dengan lain satuan sosial dalam kawasan komunitas yang diteliti (Dody Prayogo,2003).

Identifikasi tata hubungan ini dapat dikaitkan dengan keberadaan pranata sebagai salah satu institusi di dalam kelembagaan sosial atau organisasi sosial dan atau sekitar komunitas yang dimaksud. Identifikasi tata hubungan inilah yang disebut dengan pemetaan atau mapping, yang memberikan gambaran posisi pranata terhadap lembaga lain di dalam komunitas tersebut, sekaligus memberi gambaran bagaimana sifat hubungan antara pranata dengan lembaga-lembaga tersebut. Adapun tujuan utama membuat pemetaan sosial adalah diperolehnya program prioritas dan alokasi sumber dalam penguatan kelompok sosial masyarakat dari pengaruh budaya-budaya luar secara efisien, efektif dan berkelanjutan .

Secara khusus pemetaan sosial bertujuan agar :

1.Tersusunnya indikator bobot masalah dan jangkauan fasilitas pelayanan sosial dalam  kegiatan penguatan.
2.Diperolehnya peta digitasi sebagai dasar pengembangan informasi untuk penguatan kelompok-kelompok sosial.
3.Diperolehnya peta-peta fematik dengan sistem informasi geografis (GIS), sehingga diketahui berbagai pengaruh budaya-budaya luar.
4.Tersusunnya prioritas rencana program penguatan berdasarkan jenis masalah dan satuan wilayah komunitas yang ada pengaruhnya dari budaya-budaya luar.
5.Dapat ditentukan alokasi program prioritas untuk kegiatan penguatan.
6.Sebagai langkah awal pengenalan lokasi dan pemahaman terhadap kondisi masyarakat
7.Untuk mengetahui kondisi sosial masyarakat.
8.Sebagai dasar pendekatan dan metoda pelaksanaan melalui sosialisasi dan pelatihan.
9.Sebagai dasar penyusunan rencana kerja yang bersifat taktis terhadap permasalahan yang dihadapi
10.Sebagai acuan dasar untuk mengetahui terjadinya proses perubahan sikap dan perilaku pada masyarakat.

Dalam pada itu pemetaan sosial mempunyai manfaat praktis antara lain :

1. Pemetaan masalah sosial dan potensi/sumber sosial yang merupakan bagian dari analisis situasi dan analisis kebutuhan untuk kegiatan penguatan.
2. Gambaran dasar survei disajikan dalam bentuk struktur ruang/daerah lebih komukatif.
3. Pemantauan tentang perubahan tata ruang kondisi daerah suatu komunitas
4. Analisis prioritas masalah dan lokasi untuk perencanaan kegiatan penguatan.

Social mapping sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa saja, asalkan tahu data apa yang akan dicari dan bagaimana mencarinya. Serta kemampuan komunikasi dan menggali data di lapangan. Untuk itu di pecahkan menjadi dua bentuk :
■  INTERNAL
Social mapping yang dilakukan oleh pihak bagian dari lembaga itu sendiri. diantaranya oleh:
a.    Person In Charge (PIC)
b.    Community Development Officer
c.    Petugas Lapangan
■  INDEPENDENT
Social mapping yang dilakukan oleh pihak diluar dari lembaga itu sendiri . diantaranya oleh :
a.    Akademisi
b.    LSM
c.    Lembaga penelitian

Pengenalan Daerah Bekasi
Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang terdapat di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Nama Bekasi berasal dari kata bagasasi yang artinya sama dengan candrabaga yang tertulis dalam Prasasti Tugu era Kerajaan Tarumanegara, yaitu nama sungai yang melewati kota ini. Kota ini merupakan bagian dari megapolitan Jabodetabek dan menjadi kota dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di Indonesia. Saat ini Kota Bekasi berkembang menjadi tempat tinggal kaum urban dan sentra industri.kota bekasi juga dijuluki sebagai Kota Patriot dan Kota Pejuang

Kota Bekasi memiliki luas wilayah sekitar 210,49 km2, dengan batas wilayah Kota Bekasi adalah:

• Sebelah Utara : Kabupaten Bekasi

• Sebelah Selatan : Kabupaten Bogor dan Kota Depok

• Sebelah Barat : Provinsi DKI Jakarta

• Sebelah Timur : Kabupaten Bekasi

Letak geografis : 106o48’28’’ – 107o27’29’’ Bujur Timur dan 6o10’6’’ – 6o30’6’’ Lintang Selatan.

Permukiman
Jumlah Penduduk Kota Bekasi saat ini lebih dari 2,2 juta jiwa yang tersebar di 12 kecamatan, yaitu Kecamatan Pondok Gede, Jati Sampurna, Jati Asih, Bantar Gebang, Bekasi Timur, Rawa Lumbu, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, Medan Satria, Bekasi Utara, Mustika Jaya, Pondok Melati.

Dari total luas wilayahnya, lebih dari 50% sudah menjadi kawasan efektif perkotaan dengan 90% kawasan perumahan, 4% kawasan industri, 3% kawasan perdagangan, dan sisanya untuk bangunan lainnya.

Kecamatan di Kota Bekasi adalah:

Bantar Gebang
Bekasi Barat
Bekasi Selatan
Bekasi Timur
Bekasi Utara
Jatiasih
Jatisampurna
Medan Satria
Mustika Jaya
Pondok Gede
Pondok Melati
Rawalumbu

Kependudukan
Berdasarkan sensus tahun 2010, kecamatan Bekasi Utara merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan tertinggi di Kota Bekasi, yakni sebesar 12.237 jiwa/km² dan kecamatan Bantar Gebang dengan kepadatan 4.310 jiwa/km² menjadi yang terendah. Sementara pencari kerja di kota ini didominasi oleh tamatan SMA atau sederajat, yakni sekitar 65,6% dari total pencari kerja terdaftar.

Sebagai kawasan hunian masyarakat urban, Bekasi banyak membangun kota-kota mandiri, di antaranya Kota Harapan Indah, Kemang Pratama, dan Galaxi City. Selain itu pengembang Summarecon Agung juga sedang membangun kota mandiri Summarecon Bekasi seluas 240 ha di kecamatan Bekasi Utara.Seiring dengan meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah ke atas, Bekasi juga gencar melakukan pembangunan apartemen dan pusat perbelanjaan mewah.

Perekonomian
Perekonomian Bekasi ditunjang oleh kegiatan perdagangan, perhotelan, dan restoran. Pada awalnya pusat pertokoan di Bekasi hanya berkembang di sepanjang jalan Ir. H. Juanda yang membujur sepanjang 3 km dari alun-alun kota hingga terminal Bekasi. Di jalan ini terdapat berbagai pusat pertokoan yang dibangun sejak tahun 1978.

Selanjutnya sejak tahun 1993, kawasan sepanjang Jl. Ahmad Yani berkembang menjadi kawasan perdagangan seiring dengan munculnya beberapa mal serta sentra niaga. Pertumbuhan kawasan perdagangan terus berkembang hingga jalan K. H. Noer Ali (Kalimalang), Kranji, dan Kota Harapan Indah.

Selain itu keberadaan kawasan industri di kota ini, juga menjadi mesin pertumbuhan ekonominya, dengan menempatkan industri pengolahan sebagai yang utama. Lokasi industri di Kota Bekasi terdapat di kawasan Rawa Lumbu dan Medan Satria.

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang dapat menggambarkan kinerja perekonomian di suatu wilayah. Kecuali pada tahun 2004, pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi selalu di atas Jawa Barat dan Indonesia. Pada tahun 2004 ekonomi Kota Bekasi tumbuh 5,38% dan pertumbuhan ini lebih tinggi dari Jawa Barat (4,77%) tetapi di bawah LPE Indonesia yang mencapai 5,50%. Pada tahun 2005 dengan 5,65%, LPE Kota Bekasi sedikit lebih tinggi dari Jawa Barat dan Indonesia dengan 5,62% dan 5,55%. Demikian pula pada tahun 2006, LPE Kota Bekasi yang mencapai 6,07% masih lebih baik dibandingkan Jawa Barat dan Indonesia yang hanya mencapai 6,01% dan 5,48%.

Mata Pencarian
Sektor industri dan perdagangan merupakan sektor yang diunggulkan, ini sesuai dengan Visi Kota Bekasi, yaitu unggul dalam jasa dan perdagangan, kini berkembang sangat pesat. Selain itu, banyak juga industri kecil yang berkembang dan telah dapat membuka pasar internasional. Perdagangan ikan hias yang ada di Kota Bekasi saat ini merupakan komoditi terbesar di Asia Tenggara. Dieksport ke berbagai negara Australia, Belanda dan Selandia Baru. Sektor industri besar juga telah menetapkan Kota Bekasi sebagai kawasan perindustrian yang dapat memberikan keuntungan bagi pengusaha lokal maupun internasional.

Berkembangnya berbagai potensi daeah di Kota Bekasi, juga tidak lepas dari adanya fasilitas akomodasi seperti perhotelan. Dinas Perindustrian dan Perdagangan sendiri, selalu menyiapkan segala fasilitas apabila investor akan masuk di Kota Bekasi. Demikian pula fasilitas perbankan dan perumahan.

Bekasi tentu saja memiliki sarana pendidikan dan kesehatan yang memadai bagi masyarakatnya. Adapun sarana pendidikan yang terdapat di kota ini, diantaranya adalah: 716 buah Taman Kanak-kanak yang menampung 36.836 orang murid dengan jumlah tenaga pengajar sebanyak 3.325 orang; 627 buah Sekolah Dasar dengan jumlah siswa sebanyak 240.938 orang dan10.595 orang tenaga pengajar; 209 buah Sekolah Menengah Pertama dengan jumlah siswa sebanyak 81.754 orang dan 3.960 orang tenaga pengajar; 92 buah Sekolah Menengah Atas dengan jumlah siswa sebanyak 35.302 orang dan 2.097 orang tenaga pengajar; 97 buah Sekolah Menengah Kejuruan dengan jumlah siswa sebanyak 45.462 orang dan 1.554 orang tenaga pengajar; 276 buah Madrasah Raudhatul Athfal dengan jumlah siswa sebanyak 11.017 orang dan 1.313 orang tenaga pengajar; 132 buah Madrasah Ibtidaiyah dengan jumlah siswa sebanyak 20.620 orang dan 1.640 orang tenaga pengajar; 73 buah Madrasah Tsanawiyah dengan jumlah siswa sebanyak 16.965 orang dan 1.565 orang tenaga pengajar; 25 buah Madrasah Aliyah dengan jumlah siswa sebanyak 3.286 orang dan 553 orang tenaga pengajar; dan 82 buah Pondok Pesantren dengan jumlah santri sebanyak 7.775 orang dan 486 ustadz pengajar.

Sedangkan untuk sarana kesehatan terdapat 38 buah rumah sakit, 31 buah puskesmas, dan 28 buah puskesmas pembantu. Berdasarkan data yang tercatat pada Balap Pusat Statistik Kota Bekasi tahun 2012 tercatat 822 tenaga kesehatan, terdiri dari: 3 dokter spesialis, 2 dokter spesialis gigi, 138 dokter umum, 85 dokter gigi, 10 apoteker, 19 asisten apoteker, 36 tenaga gizi, 227 perawat umum, 38 perawat gigi, 209 bidan, 13 tenaga kesehatan masyarakat, 18 tenaga sanitasi, dan 19 tenaga teknis medis (Kota Bekasi dalam Angka 1012).

Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bekasi
http://syilgagemily.blogspot.co.id/2012/06/pemetaan-sosial.html
http://www1.jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1062
http://uun-halimah.blogspot.co.id/2014/01/kota-bekasi.html



Senin, 09 Januari 2017

PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT

PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT

·         Pengertian Pelapisan Sosial

Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis) adalah pengertian pelapisan sosial yang dikemukakan oleh Pitirim A. Sorokin.P.J. Bouman dan max weber menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan.

·         Terjadinya pelapisan sosial
Ø  Terjadi dengan sendirinya
Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Kedudukan seseorang pada suatu strata tertentu adalah secara otomatis, misalnya karena usia tua, karena kepemilikan kepandaian yang lebih, atau kerabat pembuka tanah, seseorang yang memiliki bakat seni atau sakti.

Ø  Terjadi dengan disengaja
Sistem pelapisan ini disusun dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Di dalam pelapisan ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang. Sistem ini dapat kita lihat misalnya di dalam organisasi pemerintahan, organisasi politik, di perusahaan besar.

Menurut sifatnya maka sistem pelapisan dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi :

*        Sistem pelapisan masyarakat yang tertutup

Di dalam sistem ini perpindahan anggota masyarakat ke lapisan yang lain baik ke atas maupun ke bawah tidak mungkin terjadi, kecuali ada hal-hal yang istimewa. Satu-satunya jalan untuk dapat masuk menjadi anggota dari suatu lapisan dalam masyarakat adalah karena kelahiran. Sistem pelapisan tertutup kita temui misalnya di India yang masyarakatnya mengenal sistem kasta.

*        Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka

Di dalam sistem ini setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk jatuh ke pelapisan yang ada di bawahnya atau naiki ke pelapisan yang di atasnya. Sistem yang demikian dapat ditemukan misalnya di dalam masyarakat Indonesia sekarang ini.

Kesamaan derajat
Indonesia telah mencantumkan dalam pasal-pasal UUD 1945 hak-hak asasi manusia. Pasal 27 (1) UUD 1945 menyatakan bahwa, tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pasal 29 (2) menyatakan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayannya itu.

Elite dan Massa
Dalam cara pemakaiannya yang lebih umum elite dimaksudkan: “posisi di dalam masyarakat di puncak struktur-struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan, aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran dan pekerjaan-pekerjaan dinas.” Tipe masyarakat dan sifat kebudayaan sangat menentukan watak elite. Dalam masyarakat industry watak elitnya berbeda sama sekali dengan elite di dalam masyarakat primitive.
Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spontan, yang dalam beberapa hal menyerupai crowd, tetapi yang secara fundamental berbeda dengannya dalam hal-hal yang lain. Massa diwakili oleh orang-orang yang berperan serta dalam perilaku, missal seperti mereka yang terbangkitkan minatnya oleh beberapa peristiwa nasional, mereka yang menyebar di berbagai tempat, mereka yang tertarik pada suatu peristiwa pembunuhan sebagai diberitakan di dalam pers atau mereka yang berperan serta dalam suatu migrasi dalam arti luas.

Ciri-ciri massa adalah :

1.      Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial, meliputi orang-orang dari berbagai posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tingkat kemakmuran atau kebudayaan yang berbeda-beda. Orang bisa mengenali mereka sebagai masa misalnya orang-orang yang sedang mengikuti peradilan tentang pembunuhan misalnya melalui pers.
2.      Massa merupakan kelompok yang anonim, atau lebih tepat, tersusun dari individu-individu yang anonim
3.      Sedikit interaksi atau bertukar pengalaman antar anggota-anggotanya.


Referensi dan Sumber :

-          http://muhammadzeiin.blogspot.co.id/2015/01/rangkuman-isd-pelapisan-sosial-dan.html